Jumat, 25 November 2016

PIN RJ-45 Pada Saat Transfer Data

Nama : Watas Sinurat
NIM   : 153303030306
Fakultas TIK Sem III Pagi C
Universitas Prima Indonesia
--------------------------------------


PIN RJ-45 Pada Saat Transfer Data


Kabel UTP memang terdiri dari 4 pasang kabel yang saling berlilitan berpasang-pasangan. Dan setiap warna dan lilitan memiliki jumlah lilitan dan resisten yang berbeda dalam menghantarkan arus data. Sehingga urutan ini sangat penting.
Dari 8 kabel (4 pair) UTP kabel, yang terpakai sebetulnya hanya 4 kabel (dua pair) dua kabel untuk TX atau transfer data dan dua kabel untuk RX atau menerima data. Walaupun hanya empat kabel yang terpakai, kita tidak boleh sembarangan mengambil kabel mana saja yang akan dipakai. Kabel yang dipakai haruslah dua pair atau dua pasang. Tanda kabel satu pasang adalah kabel tersebut saling melilit dan memiliki warna / stripe yang sama. Menurut standar TIA/EIA-568-B pasangan kabel yang dipakai adalah pasangan orange-orange putih dan hijau-hijau putih. Sementara pin yang dipakai dari delapan pin yang dimiliki RJ-45 yang terpakai adalah Pin nomor 1-2-3-6 sementara nomor 4-5-7-8 tidak terpakai untuk transfer dan receive data Alias nganggur.



Susunan kabel berdasar TX dan RX
Crossover / cross cable adalah kabel yang secara manual maping signal output pada satu konektor ke input di konektor yang satu nya lagi atau TX + dari satu konektor di Maping ke RX + di konektor yang lain dan TX – di konektor yang satu ke RX – di konektor yang lain.




Fungsi Urutan Kabel TX-RX

Cross cable biasa dipakai untuk koneksi dari PC to PC / PC to Router, Pokoknya semua koneksi dari alat yang biasanya koneksi melalui switch atau hub tetapi dipasang secara langsung.
Straight cable , anda tidak perlu repot memikirkan cross over anda cukup menyamakan posisi kabel di satu sisi dengan sisi lainnya. Straight cable biasa dipakai untuk koneksi dari PC to Hub / Swicth atau sebaliknya.

Alat dan bahan yang digunakan dalam penyusunan kabel UTP untuk LAN, yaitu:

1. Kabel UTP
Kabel UTP itu adalah kabel khusus buat transmisi data. UTP, singkatan dari “Unshielded Twisted Pair”. Disebut unshielded karena kurang tahan terhadap interferensi elektromagnetik. Dan disebut twisted pair karena di dalamnya terdapat pasangan kabel yang disusun spiral alias saling berlilitan. Ada 5 kategori kabel UTP. Dari kategori 1 sampai kategori 5. Untuk jaringan komputer yang terkenal adalah kategori 3 dan kategori 5.
2. Kabel RJ-45 adalah kabel Ethernet yang biasa digunakan dalamopologi jaringan komputer LAN maupun jaringan komputer tipe lainnya. Konektor RJ-45 ini memiliki konfigurasi dua macam, sesuai dengan perangkat yang ingin dihubungkannya.

3. Crimping Tool
Crimp tool / Crimping tool adalah alat untuk memasang kabel UTP ke konektor RJ-45 / RJ-11 tergantung kebutuhan. Bentuknya macam-macam ada yang besar dengan fungsi yang banyak, seperti bisa memotong kabel, mengupas dan lain sebagainya. Ada juga yang hanya diperuntukan untuk crimp RJ-45 atau RJ-11 saja.

4. LAN tester
LAN tester berfungsi untuk menguji kabel network/LAN Cara penyusunan dan pemasangan kabel UTP untuk LAN, yaitu:
1. Potong kabel sepanjang yang diinginkan

2. Kupas kulit bagian luarnya sepanjang, sekitar 1”(inci) atau satu ruas jari telunjuk dari ujungnya, untuk mempermudah mengurutkan warna kabel, dan potong rata setelah pengurutan sesuai panjang jalur pin di dalam RJ-45, pastikan kulit bagian luar kabel ikut masuk sedalam 5 mm..

3. Susun kabel-kabel kecil didalamnya dengan urutan seperti ilustrasi berikut:

1.Susunan Stright-------------------------


1. Putih-orange
2. Orange
3. Putih-hijau
4. Biru
5. Putih-biru
6. Hijau
7. Putih-coklat
8. Coklat ujung satunya persis sama


2.Susunan Cross (Peer)-------------------------




1. Putih Hijau
2. Hijau
3. Putih-orange
4. Biru
5. Putih-biru
6. Orange
7. Putih-coklat
8. Coklat

Sedangkan ujung satunya lagi
1. Putih-orange
2. Orange
3. Putih-hijau
4. Biru
5. Putih-biru
6. Hijau
7. Putih-coklat
8. Coklat
Stright digunakan jika akan menghubungkan komputer dengan switch/hub, sedangkan Cross (peer) digunakan jika akan menghubungkan 2 buah komputer tanpa switch/hub atau bisa juga menghubungkan 2 buah switch/hub.
4. Rapikan susunan kabel dengan cara meratakan ujungnya dengan menggunakan gunting.
Maksudnya agar kabel UTP nya kena sama connector RJ 45 dengan bagus.
 5. Masukkan ke RJ45
6. Tekan handle crimping tools
7. Selesai, lakukan hal yang sama pada ujung satunya lagi
8. Test dengan LAN tester
Jika memakai sistem stright, maka lampu no 1 sampai 8 harus hidup

1 --> 1
2 --> 2
3 --> 3
4 --> 4
5 --> 5
6 --> 6
7 --> 7
8 --> 8

Sebaliknya Jika memakai sistem cross, maka susunan lampu hidup sbb:
1 --> 3
2 --> 6
3 --> 1
4 --> 4
5 --> 5
6 --> 2
7 --> 7
8 --> 8
9. Pastikan semua di test sebelum disambung ke jaringan
10. Jika Oke, maka sambungkan ke switch

Sekian~

Sabtu, 05 November 2016

Pemeatan Memory Direct Mapping


Memory Direct Mapping


Saluran cache lebih sedikit dibandingkan dengan blok memori utama sehingga diperlukan algoritma untuk pemetaan blok-blok memori utama ke dalam saluran cache. Selain itu, diperlukan juga alat untuk menentukan blok memori utama mana yang sedang memakai saluran cache. Pemilihan fungsi pemetaan akan menentukan bentuk organisasi cache. Terdapat tiga metode yang digunakan yaitu :

1. Pemetaan Langsung (Direct Mapping)
Pemetaan langsung adalah teknik yang paling sederhana, yaitu teknik ini memetakan blok memori utama hanya ke sebuah saluran cache saja. Jika suatu block ada di cache, maka tempatnya sudah tertentu. Keuntungan dari direct mapping adalah sederhana dan murah. Sedangkan kerugian dari direct mapping adalah suatu blok memiliki lokasi yang tetap (jika program mengakses 2 blok yang di map ke line yang sama secara berulang-ulang, maka cache-miss sangat tinggi).

Berikut penjelasan lebih detail :

-Setiap blok pada main memory dipetakan dengan line tertentu pada cache. i = j modulo C di mana i adalah nomor line pada cache yang digunakan untuk meletakkan blok main memory ke-j.

Jika M = 64 dan C = 4, maka pemetaan antara line dengan blok menjadi
seperti berikut :

Line 0 can hold blocks 0, 4, 8, 12, ...
            Line 1 can hold blocks 1, 5, 9, 13, ...
            Line 2 can hold blocks 2, 6, 10, 14, ...
            Line 3 can hold blocks 3, 7, 11, 15, ...

 - Pada cara ini, address pada main memory dibagi 3 field atau bagian, yaitu:
     Tag identifier.
     Line number identifier
     Word identifier (offset)

-  Word identifier berisi informasi tentang lokasi word atau unit addressable lainnya dalam line tertentu pada cache.
-  Line identifier berisi informasi tentang nomor fisik (bukan logika) line pada chace

-  Tag identifier disimpan pada cache bersama dengan blok pada line.

 Untuk setiap alamat memory yang dibuat oleh CPU, line tertentu yang menyimpan copy alamat tsb ditentukan, jika blok tempat lokasi data tersebut sudah dikopi dari main memory ke cache.
 Tag yang ada pada line akan dicek untuk melihat apakah benar blok yang dimaksud ada line tsb.




-Keuntungan Menggunakan Direct Mapping antara lain :
   Mudah dan Murah diimplementasikan
   Mudah untuk menentukan letak salinan data main memory pada chace.
-Kerugian menggunakan Direct Mapping antara lain :
    Setiap blok main memory hanya dipetakan pada 1 line saja.
    Terkait dengan sifat lokal pada main memory, sangat mungkin mengakses blok yang dipetakan pada line yang sama pada cache. Blok seperti ini akan menyebabkan seringnya sapu masuk dan keluar data ke/dari cache,     sehingga hit ratio mengecil. Hit ratio adalah perbandingan antara jumlah ditemukannya data pada cache dengan jumlah usaha mengakses cache.







2.      Pemetaan Asosiatif (Associative Mapping)
Pemetaan asosiatif mengatasi kekurangan pemetaan langsung dengan cara mengizinkan setiap blok memori utama untuk dimuatkan ke sembarang saluran cache. Dengan pemetaan assosiatif, terdapat fleksibilitas penggantian blok ketika blok baru dibaca ke dalam cache. Kekurangan pemetaan asosiatif yang utama adalah kompleksitas rangkaian yang diperlukan untuk menguji tag seluruh saluran cache secara parallel, sehingga pencarian data di cache menjadi lama.
Memungkinkan blok diletakkan di sebarang line yang sedang tidak terpakai.
Diharapkan akan mengatasi kelemahan utama Direct Mapping.
Harus menguji setiap cache untuk menemukan blok yang diinginkan.
  Mengecek setiap tag pada line
  Sangat lambat untuk cache berukuran besar.
  Nomor line menjadi tidak berarti. Address main memory dibagi menjadi 2 field saja, yaitu tag dan word offset.





Melakukan pencarian ke semua tag untuk menemukan blok.
Cache dibagi menjadi 2 bagian :

lines dalam SRAM
tag dalam associative memory





Keuntungan Associative Mapping : Cepat dan fleksibel.
Kerugian Associative Mapping : Biaya Implementasi, misalnya untuk cache ukuran 8 kbyte dibutuhkan 1024 x 17 bit associative memory untuk menyimpan tag identifier
3.      Pemetaan Asosiatif Set (Set Associative Mapping)
Pada pemetaan ini, cache dibagi dalam sejumlah sets. Setiap set berisi sejumlah line. Pemetaan asosiatif set memanfaatkan kelebihan-kelebihan pendekatan pemetaan langsung dan pemetaan asosiatif.

Merupakan kompromi antara Direct dengan Full Associative Mapping.
   -Membagi cache menjadi sejumlah set (v) yang masing-masing memiliki sejumlah line (k)
  -Setiap blok dapat diletakkan di sebarang line dengan nomor set: nomor set = j modulo v




   - Jika sebuah set dapat menampung X line, maka cache disebut memiliki X way set associative cache.
   - Hampir semua cache yang digunakan saat ini menggunakan organisasi 2 atau 4-way set associative mapping.


Keuntungan menggunakan Set Associative Mapping antara lain:
 Setiap blok memori dapat menempati lebih dari satu kemungkinan nomor line
(dapat menggunakan line yang kosong), sehingga thrashing dapat diperkecil

Jumlah tag lebih sedikit (dibanding model associative), sehingga jalur untuk melakukan
perbandingan tag lebih sederhana.

Ringkasan Set Associative Mapping nampak pada tabel berikut:
Item     Keterangan
Panjang alamat           (s+w) bits
Jumlah unit yang dapat dialamati       2s+w words or bytes
Ukuran Bloks sama dengan ukuran Line       2w words or bytes
Jumlah blok memori utama    2d
Jumlah line dalam set k
Jumlah set V=2d
Jumlah line di chace   Kv = k*2d
Besarnya tag   ( s – d )bits


2.2       Algoritma Penggantian
Algoritma penggantian adalah suatu mekanisme pergantian blok-blok dalam memori cache yang lama dengan data baru. Dalam pemetaan langsung tidak diperlukan algoritma ini, namun dalam pemetaan assosiatif dan asosiatif set, algoritma ini mempunyai peranan penting untuk meningkatkan kinerja cache memori.
Banyak algoritma penggantian yang telah dikembangkan, algoritma yang paling efektif adalah Least Recently Used (LRU), yaitu mengganti blok data yang terlama berada dalam cache dan tidak memiliki referensi. Algoritma lainnya adalah First In First Out (FIFO), yaitu mengganti blok data yang awal masuk. Kemudian Least Frequently Used (LFU) adalah mengganti blok data yang mempunyai referensi paling sedikit. Teknik lain adalah algoritma Random, yaitu penggantian tidak berdasarkan pemakaian datanya, melainkan berdasar slot dari beberapa slot kandidat secara acak.

2.3       Write Policy
Apabila suatu data telah diletakkan pada cache maka sebelum ada penggantian harus dicek apakah data tersebut telah mengalami perubahan. Apabila telah berubah maka data pada memori utama harus di-update. Masalah penulisan ini sangat kompleks, apalagi memori utama dapat diakses langsung oleh modul I/O, yang memungkinkan data pada memori utama berubah,lalu bagaimana dengan data yang telah dikirim pada cache? Tentunya perbedaan ini menjadikan data tidak valid.
Teknik yang dikenal diantaranya, write through, yaitu operasi penulisan melibatkan data pada memori utama dan sekaligus pada cache memori sehingga data selalu valid. Kekurangan teknik ini adalah menjadikan lalu lintas data ke memori utama dan cache sangat tinggi sehingga mengurangi kinerja system, bahkan bisa terjadi hang.
Teknik lainyya adalah write back, yaitu teknik meminmasi penulisan dengan cara penulisan pada cache saja. Pada saat akan terjadi penggantian blok data cache maka baru diadakan penulisan pada memori utama. Masalah yang timbul adalah manakala dat di memori utama belum di-update telah diakses modul I/O sehingga data di memori utama tidak valid.
Penggunaan multi cache terutama untuk multi prosesor akan menjumpai masalah yang lebih kompleks. Masalah validasi data tidak hanya antara cache dan memori utama saja, namun antar cache juga harus diperhatikan. Pendekatan penyelesaian masalah yang dapat dilakukan adalah dengan :

Bus Watching with Write Through. Yaitu setiap cache controller akan memonitoring bus alamat untuk mendeteksi adanya operasi tulis. Apabila ada operasi tulis di alamat yang datanya digunakan bersama maka cache controller akan menginvalidasi data cache-nya.

Hardware Transparency. Yaitu adanya perangkat keras tambahan yang menjamin semua updating data memori utama melalui cache direfleksikan pada seluruh cache yang ada.

Non Cacheable Memory. Yaitu hanya bagian memori utama tertentu yang digunakan secara bersama. Apabila ada pengaksesan data yang tidak di-share merupakan kegagalan cache.

2.4     Miss Cache

Saat miss menulis, anda bisa punya pilihan antara membawa blok ke cache (writeallocate) atau tidak (write-no-allocate). Saat miss membaca, anda selalu membawa blok ke cache (lokalitas spasial atau temporal) - blok mana yang diganti:

-  tidak ada pilihan untuk direct-mapped cache
-   memilih secara acak way yang akan diganti
-   mengganti way yang paling jarang dipakai (LRU)
-   penggantian FIFO (round-robin)

Tipe miss cache adalah sebagai berikut:

-   Miss wajib: terjadi saat pertama kali word memori diakses. Merupakan miss untuk cache yang infinit.

-   Miss kapasitas: terjadi karena program menyentuh banyak word yang lain sebelum menyentuh ulang word yang sama. Merupakan miss untuk cache fullyassociative.

-   Miss konflik: terjadi karena dua work dipetakan ke lokasi yg sama di cache. Merupakan miss yang terjadi ketika berganti dari cache fully-associative ke direct-mapped.